Penyakit Periodontal adalah penyakit yang menyerang struktur jaringan periodontal gigi. Adanya gangguan pada struktus ini menyebabkan stabilitas gigi menjadi terganggu, yang salah satunya ditandai dengan kegoyangan gigi. Selain itu, kegoyangan gigi juga dapat terjadi pada jaringan periodonsium yang sehat, sehingga terjadi penurunan tinggi tulang alveolar dan pelebaran ligamentum periodontal. Keadaan ini dianggap sebagai kegoyangan yang fisiologis, yang dapat dikurangi dengan penyesuaian oklusi dan splinting.
Kegoyahan gigi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
-
- Karena adanya sakit sistemik seperti diabetes atau tekanan darah tinggi
- Susunan gigi yang tidak beraturan sehingga menyebabkan traumatik oklusi
- Trauma karena makanan ataupun kecelakan
- Karena kondisi jaringan periodontal atau pendukung yang tidak memadai dan disebabkan karena kebersihan rongga mulut
Splinting merupakan tindakan kedokteran gigi yang bertujuan untuk merekatkan gigi permanen yang goyah ke gigi yang lain. Tindakan splinting ini bukan merupakan tindakan pembedahan, tetapi dibutuhkan konsistensi dari pasien untuk datang control rutin ke dokter gigi agar didapatkan hasil yang maksimal sesuai yang diharapkan.
Prinsip Kerja Splinting
Splinting tidak dapat membuat gigi kembali cekat seperti semula. Hanya menghilangkan faktor penyebab dan penyembuhan yang dapat mengurangi mobilitas gigi.
Tujuan dari Splinting
-
-
Sandaran terbentuk pada jaringan periodonsium, membantu perbaikan akibat trauma
-
Mengurangi mobilitas secara cepat dan diharapkan secara permanen
-
Beban yang diterima oleh salah satu gigi dapat disalurkan ke beberapa gigi lainnya
-
Kontak proksimal stabil dan mencegah impaksi makanan
-
Mencegah migrasi gigi
-
Indikasi dari Splinting
-
- Mobilitas gigi yang semakin parah
- Mobilitas gigi yang mengganggu kenyaman pasien
- Migrasi gigi
- Prostetik yang memerlukan gigi abutmen yang banyak
Ada beberapa bahan yang digunakan untuk melakukan tindakan Splinting. Diantara lain terdapat wire komposit splint, resin splint, dan Kevlar/fiberglass splint. Wire-composite splint meliputi kawat lentur yang diadaptasikan pad kurva lengkung gigi dan difiksasi ke gigi dengan komposit.
Metode resin splint dilakukan dengan pemasangan full resin splint ke permukaan gigi. Fiber glass splint menggunakan fiber nilon, Kevlar bands atau fiber glass yang dibasahi dalam resin dan dipasang dengan serangkaian polimerisasi kepermukaan gigi yang telah dietsa.
Berdasarkan lamanya pemakaian, maka splint dapat diklasifikasikan menjadi splint sementara dan splint permanen. Splint sementara sebaiknya mudah diaplikasikan pada gigi goyang dan mudah dilepaskan setelah penyembuhan dan digunakan untuk membantu penyembuhan setelah cedera atau pembedahan. Jika stabilisasi yang baik belum terjadi dalam 2 bulan, maka bentuk splint sementara diganti dengan splint permanen. Bahan komposit yang ditempatkan pada gigi yang telah dietsa merupakan splint sementara yang paling sederhana tetapi sangat berguna untuk kasus darurat. Splint kawat dan akrilik juga mudah diaplikasikan dan biasanya untuk stabilisasi gigi insisivus. Biasanya gigi dari kaninus ke kaninus atau premolar pertama ke premolar pertama yang diikutkan dalam splint.
Manfaat penggunaan splint adalah gigi yang goyang akan mendapatkan dukungan dari gigi tetangga sehingga meningkatkan kenyamanan pada saat pengunyahan. Akan tetapi, splint membuat prosedur membersihkan mulut menjadi sulit, sehingga untuk menjamin kelangsungannya maka pasien perlu diingatkan untuk menjaga kesehatan mulut.
Penulis : drg. Riesky Sharastiti
